Pages

Labels

slide

5 April 2013

UNJ? Siapa Takut...




UN Jujur, Siapa Takut?
(dimuat dalam Surat Kabar Priangan edisi 9 april 2013 dalam rubrik sabasakola)



Ujian Nasional (UN) kembali menjadi topik perbincangan yang menarik bagi beberapa kalangan. Bukan hanya bagi para civitas pendidikan, sebagian masyarakat lainnya yang memiliki kepentingan, baik media massa maupun para pejabat pemerintah negeri ini pun tidak henti-hentinya memperbicangkan UN.
Di satu sisi, ada beberapa pihak yang tidak setuju dengan diadakannya UN. Salah satu alasannya ialah belum tercapainya pemerataan pendidikan di Indonesia. Namun di sisi lainnya, ada juga yang tetap setuju dengan dijalankannya UN ini. Karena dianggap sebagai suatu sarana evaluasi yang baik dan suatu ujian untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi. “karena sistem pendidikan di Indonesia yang berjenjang, maka sudah seharusnya ada suatu ujian yang harus dilalui peserta didik, untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi” jelas Pak In In, wakasek Kurikulum SMA Al-Muttaqin Tasikmalaya.
Bagi peserta didik, khususnya kelas 9 dan kelas 12, UN tahun ini menjadi teror tersendiri. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang menambah jumlah paket UN menjadi 30 paket dan memakai barcode, yang berarti setiap peserta didik tidak mengetahui kode soal yang diterimanya.
Bagi beberapa peserta didik yang memang telah berkomitmen untuk jujur dengan kemampuan pribadinya, hal ini justru menjadi suatu keuntungan, yang membuat mereka semakin percaya diri menghadapi UN. Namun, bagi beberapa peserta didik yang memiliki pemikiran negatif, hal ini menjadi suatu masalah yang sangat serius. Pasalnya, siasat-siasat negatif atau kesempatan untuk berprilaku curang pada UN kali ini semakin kecil.