Pages

Labels

slide

14 Maret 2014

Aksi (Jum’at) Suci untuk “Bapak” Kami Tercinta



Aksi (Jum’at) Suci untuk “Bapak” Kami Tercinta
(Menagih Kado Istimewa dan Kenangan Indah di Tahun Akhir Jabatan Pak SBY)
 
Bila yang tertulis untuk-ku adalah yang terbaik untuk-mu kan ku jadikan kau kenangan yang terindah dalam hidup-ku. Namun tak kan mudah bagi-ku meninggalkan jejak hidup-mu yang telah terukir abadi, sebagai kenangan yang terindah.

sumber gambar : https://twitter.com/bemkmunnes
Potongan lirik lagu kenangan terindah di atas (yang juga dinyanyikan pada saat aksi pagi tadi), setidaknya memberikan gambaran bagaimana romantisnya aksi pagi ini. Sebuah aksi simpatik, menyambut kedatangan orang (yang katanya) nomor satu di Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kedatangan Pak SBY ke Semarang kali ini memang bukanlah sebuah kunjungan yang Kontroversial, karena selain melakukan kegiatan kedinasan, salah satu kegiatan pak SBY di semarang ialah makan siang di daerah simpang lima, pusat kota semarang. Dan disana jugalah kami, aliansi BEM se-Semarang yang diwakili oleh para pengurus BEM Undip, BEM Unnes dan BEM Polines, hendak menyampaikan aspirasi kami dan ikut “menyambut” kedatangan Pak SBY ke kota kami.
Tak banyak memang partisipan aksi kali ini, hanya sekitar 50 sampai 60 orang saja. Hanya saja, bukan kuantitas yang menjadi gambaran akan romantisnya aksi pagi tadi, melainkan niat suci kami, para mahasiswa yang menjadi penyambung lidah masyarakat Indonesia.
Jujur saja, aksi kali ini bisa dibilang mendadak. Menurut Koorlap aksi pagi tadi, mendadaknya kasi pagi ini dikarenakan simpangsiurnya kepastian kapan sebenarnya pak SBY akan datang ke semarang. Baru satu hari sebelumnya, didapatlah kepastian bahwa hari  ini (14/3) pak SBY akan berkunjung ke semarang. Setelah didapat kepastian tersebut, dilakukanlah konsolidasi dan kajian antara BEM undip, BEM Polines dan BEM Unnes, yang akhirnya memutuskan untuk mengangkat issu yang bersifat normatif, mengingat waktu yang sangat mendadak tersebut.

Salah satu pesan kami pada aksi kali ini ialah bahwa kami selaku mahasiswa menagih “kado istimewa” dari Pak SBY di akhir tahun masa jabatan beliau. Selain itu juga, kami ingin agar Pak SBY memberikan kenangan yang terindah pada masa akhir jabatannya, dengan bekerja sepenuhnya untuk kepentingan rakyat.

Dalam orasi yang disampaikan oleh Presiden BEM Undip, Taufik Aulia Rahmat, disampaikanlah dengan jelas bahwa kami selaku mahasiswa akan mendukung pak SBY, jika memang rakyat yang beliau perjuangkan. Namun, beliau juga menegaskan bahwa mahasiswa tidak akan diam jika memang pemerintah tidak pro terhadap rakyat.

“Kemiskinan dan kelaparan yang masih melanda sebagian besar masyarakat bangsa ini sudah cukup menjadi bukti bahwa pemerintah belum sepenuhnya bekerja untuk rakyat. Dengan demikian, maka kami ingin agar diakhir kepengurusan Bapak, Bapak berkerja sepenuhnya untuk rakyat dan memberikan kenangan yang terindah bagi masyarakat Indonesia.” Tegas Taufik.

Aksi kali ini  dilengkapi dengan sebuah orasi yang begitu mengesankan dari Presiden BEM Polines dan Presiden BEM Unnes. Pada orasinya ini mereka mengingatkan pak SBY yang saat itu sedang makan, bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang kelaparan. Selain itu juga, Jamil (PresBEM Polines) menegaskan bahwa sudah menjadi hak kami selaku rakyat untuk bertemu “Bapak” kami sendiri dan menyampaikan aspirasi kami.

“Pak, ketika bapak masih bisa makan, ingatkah rakyat bapak yang masih kelaparan dan tidak bisa makan? Ketka bapak masih bisa makan dengan sendok, ingatlah bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang makan dengan mulutnya sendiri. Dan apakah salah,  jika memang kami ingin bertemu dengan Bapak dan menyampaikan aspirasi kami?” Tegas Jamil.

Pada akhir sesi, dibacakan puisi dan do’a sebagai penutup aksi kali ini. Meskipun kami tidak diberikan kesempatan untuk bertemu langsung dengan “Bapak” kita sendiri, kami tidak menyesal telah melakukan aksi hari ini. Hal ini menjadi bukti bahwa kami pun sadar bahwa di atas pak SBY masih ada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang Maha Memiliki Kekuatan. Kami berharap, agar Indonesia bisa menjadi lebih baik dan diakhir kepemimpinannya, pak SBY bisa benar-benar memberikan kado istimewa yang kami harapkan. Sehingga kelak, keindahanlah yang akan kami kenang dari Pak SBY, “Bapak” kami saat ini.


Fawaz Muhammad Sidiqi/ Eksekutif Muda Departemen Sospol, BEM Fakultas Perikanan dan Kelautan Undip 2014

Inilah Kami, Sospolmania


Inilah Kami, Sospol_Mania

sumber gambar : https://twitter.com/sospolicious
Sore kemarin (13/3) Sekretariat BEM Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Undip, kedatangan para pengurus Departemen Sosial Politik BEM KM Undip 2014/2015. Kedatangan mereka ke sekretariat BEM FPIK, merupakan implementasi dari salah satu program Divisi Pager Sospolocious (sebutan untuk kementerian sospol BEM KM Undip). Tentu saja, yang menyambut kedatangannya pun anak-anak sospolmania (sebutan untuk departemen sospol BEM FPIK), plus Ketua BEM FPIK 2014/2015.
Kunjungan ke FPIK ini merupakan kunjungan ke lima dari program Sospol On The Road (SOTR)-nya Sospolocious, yang mengagendakan kunjungan ke setiap fakultas yang ada di Undip. Sebelum sampai di FPIK, sospolocious sudah berkunjung ke FKM, FSM, FK dan FH.

Tidak terlalu lama memang, hanya sekitar 1 setengah jam saja pertemuan itu. Namun dari yang sebentar itu banyak sekali hal-hal menarik yang dibahas. Kajian pun tidak hanya seputar program kerja, tapi juga tentang bagaimana kondisi mahasiswa undip, khususnya FPIK itu tersendiri.

Pertemuan saat itu sangat jauh dari “kondisi tegang”. Hampir dari setiap partisipan yang ada, baik itu dari pihak Sospolocious maupun Sospolmania ikut aktif berdiskusi. Hal ini mungkin tidak terlepas dari tingkah salah satu anak Sospolocious yang humoris-aktif.

Agenda diawali dengan perkenalan dari kedua belah pihak. Dari sinilah baru diketahui, bahwa menteri sosopolious tahun ini (mas Heri) tidak ikut rombongan sosopolicious karena sedang ada agenda konsolidasi bersama Presiden BEM KM Undip  2014 (mas Taufik) ke Unnes Semarang. Namun hal tersebut tetap tidak mengurangi nilai dari kunjungan kali ini.

Setelah sesi perkenalan selesai, sesi selanjutnya ialah pemaparan program kerja dan fokus kerja dari sospolmania terlebih dahulu. Mba Leha (Kadept sospolmania tahun ini), memaparkan program kerja setahun kedepan dan beberapa hal yang akan menjadi fokus sospolmania tahun ini. Dari pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa proker besar dari sospol mania dan dua diantaranya ialah Political School dan LKMM Pra-Dasar (bersama departemen PSDM). Sementara itu, fokus sospolmania tahun ini ialah pengawalan Pemilu Legislatif dan Presiden 2014, Ketahanan energi dan danau undip.

Dalam sesi ini, pihak sospolocious seperti terkesan tertarik dengan konsep acara political school yang dicanangkan sospolmania. Political School tersendiri merupakan agenda bulanan sospolmania yang menjadi salah satu upaya pencerdasan politik di kampus FPIK. Pihak sospolocious sangat mengapresiasi kegiatan tersebut, karena menurut salah satu perwakilannya, agenda tersebut merupakan agenda yang diharapkan keberlangsungannya di setiap departemen KP (Kebijakan Publik) di fakultas-fakultas lain juga.

Setelah pemaparan dari sospolmania beres, tinggal pihak sosopolocious yang memaparkan prokernya satu tahun kedepan dan fokus kerja tahun ini. Sebelumnya, sospolocious tersendiri terbagi dalam tiga divisi, yaitu Pengembangan dan Gerakan (Pager), Kajian Strategis (Kastrad) dan Aksi Propaganda dan Opini (Akspropin). Masing-masing divisi memiliki prokernya dan fokus kerja tersendiri.

Divisi pager merupakan divisi yang fokus pada penguatan hubungan antara sospol undip dan departemen sosopol setiap fakultas. Proker-prokernya pun tidak terlepas dari upaya penguatan hubungan tersebut, seperti proker yang sedang mereka jalankan (SOTR) dan Pengelolaan Sosial Media. Dengan kata lain divisi pager merupakan bagian “humas” nya sosopolocious.

Kemudian, untuk divisi akspropin hanya memiliki satu proker saja, yaitu aksi. Aksi disini bersifat tentative dan momentum. Hal ini disebabkan dinamisnya issu-issu di bidang sospol yang tidak bisa terprediksikan.

Terkahir, divisi kastrad merupakan divisi yang berfokus pada pencerdasan dalam bidang sospol itu tersendiri. Salah satu proker utamanya ialah FID (Foum Intelektual Diponegoro). FID merupakan agenda rutin yang dijalankan oleh divisi kastrad dalam upaya memberikan pencerahan di bidang politik dengan melakukan kajian bersama mahasiswa undip, khususnya pengurus departemen sospol setiap fakultas.

Dalam pertemuan kali ini juga, salah satu pembahasan yang urgen ialah pengawalan pelaksanaan pemilu legislative yang kurang dari satu bulan ini akan dilaksanakan. Pembahasan lebih diarahkan pada kesiapan pengawalan pemilu dan berbagai siasat dari kedua belah pihak, untuk meminimalisasi suara golput dari mahasiswa undip, khusunya FPIK.

Pihak sosopolocious sendiri menginformasikan bahwa nantinya akan ada stand yang didirikan oleh mereka sebagai pusat informasi pemilu bagi mahasiswa Undip. Selain itu, stand tersebut akan menampung surat A5 (surat perpindahan TPS) mahasiswa undip yang nantinya akan disebar ke TPS-TPS yang ada di sekitar kecamatan Tembalang. Pihak sospolocious juga menginformasikan bagi siapa saja yang belum mengurus surat A5, format surat sudah data di download di fanpage sospolocious, tinggal isi, dan meminta tanda tangan ke keluarahan asal.

Sementara itu, pihak sopolmania mengaku sudah menyiapkan berbagai macam siasat untuk meminimalisasi angka golput di FPIK, salah satunya dengan mengadakan seminar tentang pencerdasan pemilu pada akhir bulan ini. Pada kesempatan ini juga, pihak sospolmania menyatakan kesiapannya bekerjasama dengan pihak sospolocious dalam pengarahan pemilu bagi mahasiswa undip yang diamanatkan oleh KPU kepada BEM KM Undip.

Setelah sesi pemaparan proker dan fokus kerja serta tanya jawab berakhir, berakhir juga rangkaian acara temu sospolocious dan sospolmania ketika itu. Diakhir pertemuan, pihak sosopoocious sangat mengapresiasi proker-proker dan beberapa gebrakan dari sospolmania yang menurut mereka sangat mencerdaskan. Selain itu, mereka juga memberikan apresiasi atas partisipasi aktif sospolamania dalam setiap agenda sospolocious sebelumnya.

Setelah pembacaan do’a dan meneriakan jargon, pertemuan kala itu pun berakhir dengan sebuah hasil yang esensial. Selain terciptanya koneksi antara sospolocious dan sospolmania, kehangatan dari kedua belah pihak pun tercipta. Dan akhirnya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya inilah sospolmania BEM FPIK 2014 bertajuk Sospolmania Pembawa Sosis (Sosial Issu).

Fawaz Muhammad Sidiqi/ Eksekutif Muda Departemen Sosial Politik BEM FPIK Undip 2013

7 Maret 2014

Jalan Menuju Syurga



Jalan Menuju Syurga
(kajian tentang keutamaan mencari ilmu agama bersama Dr. Arifin Basri, MA)

“…Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari suatu ilmu, maka Allah akan memudahkan untuknya jalan menuju kesyurga…” (Hadist Riwayat Muslim)

source : http://www.arifprasetyo.com/jalan-menuju-surga
Mencari ilmu atau yang dalam bahasa arabnya ialah thalabul ‘ilmi –terutama ilmu agama- menjadi salah satu hal yang diwajibkan bagi setiap muslim dan orang yang beriman di dunia ini. Bahkan lebih jauh lagi, mencari ilmu merupakan sebuah kebutuhan bagi siapa saja yang menghendaki dirinya menjadi seorang yang “berilmu” baik bagi muslim maupun bagi non-muslim. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa selain menjadi sebuah kewajiban, mencari ilmu juga merupakan sebuah kebutuhan.

Diwajibkanya seorang muslim untuk mencari ilmu bukanlah hal yang tidak beralasan. Dalam beberapa ayat dalam Al-Qur’an dan juga hadist Nabi Muhammad sholallohu’alaihi wassalam, dijelaskan berbagai keutamaan yang akan didapat bagi para pencari ilmu. Salah satunya ialah potongan hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah radiallohu anhu’ yang telah dituliskan di atas.

Dalam hadist tersebut, Allah Subhanahu Wata’ala melalui lisan Rasulullah sholallohu ‘alaihiwassalam memberikan sebuah janji bagi siapa saja yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu agama, berupa kemudahan jalan menuju syurga.

Dalam kitab Riyadlushsholihin karangan Imam Nawawi, hadist tersebut terdapat pada Bab ke 29 tentang menyampaikan hajat-hajatnya kaum muslimin yang merupakan hadist ke-246 dan pada Bab ke 241 tentang Ilmu Pengetahuan yang merupakan hadist ke 1378.

Pada hadist yang ke-246, Imam Nawawi memberikan penjelasan mengenai hadist tersebut, bahwa :
Menempuh jalan artinya, baikpun berjalan betul-betul untuk mencari ilmu itu misalnya pergi ke sekolah, pondok, pesantren dan lain-lain atau mencari jalan semacam kiasan, misalnya belajar sendiri menelaah kitab-kitab agama dan lain-lain sebagainya.

Seperti yang dijelaskan oleh Dr. Arifin Basri MA, hadist tentang keutamaan bagi siapa saja yang mencari ilmu tersebut bersifat umum. Umum disini jika dilihat dari kata-kata yang digunakan serta makna dari hadist tersebut.

Pertama, dilihat dari kata yang digunakan ialah “barang siapa yang menempuh suatu jalan”. Kata barangsiapa yang menempuh merupakan sebuah kata yang bersifat umum, karena berarti siapa saja yang mencari ilmu, baik dia miskin maupun kaya, muda ataupun tua, laki-laki ataupun wanita, termasuk ke dalam hadist tersebut.

Kedua, kata yang digunakan ialah “mencari suatu ilmu”. Hal ini merupakan sebuah kebijaksanaan dari Allah subhanahu wata’ala yang disampaikan melalui Rasul-Nya, bahwa yang disebutkan dalam hadist tersebut ialah yang mencari. Mengapa demikian, karena sudah menjadi sunatullah bahwa tidak semua yang mencari berarti juga berhasil mendapatkan.

Ketiga, hadist tersebut tidak lantas mengatakan “Barangsiapa yang mencari ilmu lalu mendapatkan ilmu tersebut…”. Hal ini memperkuat argumentasi yang kedua, bahwa yang termasuk dalam hadist tersebut adalah siapa saja yang mencari ilmu (agama) tersebut, baik setelahnya dia mendapatkan ilmu maupun tidak. Kemudian sebagai penegasan juga bahwa bukan kecerdasan yang menjadi standar dalam hadist tersebut, melainkan jalan atau usaha yang ditempuh dalam pencarian tersebut. Sehingga, tidak perlu menjadi seorang ‘alim ulama agar dapat termasuk dalam hadist tersebut. Tapi, siapapun yang mencari ilmu agama (meskipun pada akhirnya dia tidak menjadi seorang yang ‘alim) maka, dia termasuk ke dalam golongan yang dijanjikan kemudahan jalan menuju syurga.

Keempat, dalam hadist tersebut tidak dijelaskan berapa kali seseorang itu harus mencari ilmu agama. Hal ini berarti bahwa, meskipun seseorang hanya satu bulan sekali atau satu minggu sekali atau bahkan setiap hari mencari ilmu agama, semuanya termasuk ke dalam golongan hadist tersebut. Hanya saja, bagi yang lebih sering intensitas ataupun frekuensinya, tentunya memiliki kadar yang lebih besar juga dibandingkan yang kurang.

Kemudian, bagi siapa saja yang termasuk ke dalam golongan orang yang berada dalam jalan pencarian ilmu agama yang sudah dijelaskan di atas, Allah memberikan keutamaan berupa dimudahkannya jalan menuju syurga. Jalan menuju syurga itu tersendiri bersifat umum, karena tidak hanya syurga secara hakikatnya nanti ketika di akhirat, tapi juga “syurga” di dunia ini. Selain itu juga, pada dasarnya dalam beramal pun membutuhkan ilmu sebagai salah satu syarat diterimanya amal tersebut. Dengan adanya ilmu dan dibarengi dengan amalan yang kita lakukan, maka (atas rahmat Allah) jalan menuju syurga pun akan dimudahkan.
Mencari Ilmu Karena Allah
Dalam beberapa kasus, seringkali kita mencari ilmu dan harta hanya untuk kebahagiaan atau kenyamanan hidup di dunia saja. Jika kita ditanya mengapa kuliah ataupun mengapa kita bersekolah, mungkin salah satu jawabannya agar kelak kita bisa hidup layak di dunia ini.

Harapan tersebut tidaklah salah. Hanya saja mungkin kita perlu mengingat hadist Nabi mengenai kondisi tersebut yang diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit tersebut :

Barang siapa yang menjadikan dunia sebagai puncak niatannya, niscaya Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kefakiran menghantui dirinya, sedangkan dunia tidak akan datang kepadanya melainkan sekedar apa yang telah ditetapkan. Dan barangsiapa yang menjadikan akhirat itu niatnya, niscaya Allah menghimpunkan segala urusannya serta menciptakan rasa cukup dalam hatinya sementara dunia datang tunduk kepadanya dalam keadaan hina." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Sehingga sebaik-baiknya harapan ialah berharap mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat, sebagaimana do’a yang sangat sering kita ucapkan.

Terakhir mari kita dengarkan pesan dari Imam Syafi’I tentang kiat sukses memenangkan dunia dan akhirat. Semoga dengan pesan tersebut bisa kembali mengingatkan kita akan pentingnya thalabul ‘ilmi. wallaohu'alam
         
“Barangsiapa yang menginginkan kesuksesan di dunia, maka raihlah dengan ilmu. Barangsiapa yang  menginginkan kesuksesan di akhirat, maka raihlah dengan ilmu. Dan barangsiapa yang menginginkan kesuksesan di dunia dan di akhirat, maka raihlah dengan ilmu.”
 






Daftar Pustaka

Imam,Nawawi. Kitab Riyadlushsholihin : Taman Orang-orang Sholeh. Hal 151-152 (Halaman pada Pdf/ tidak sesuai aslinya)
Tamam,B.2013. Bahaya Beramal Shalih untuk Mencari Dunia.[online], Tersedia http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2013/06/05/25018/bahaya-beramal-shalih-untuk-mencari-dunia/#sthash.BcNm0G8D.dpbs. [5 Juni 2013].

5 Maret 2014

Teorema Tukang Parkir

Teorema Tukang Parkir

Ada pelajaran menarik yang bisa kita ambil dari pekerjaan seorang tukang parkir. Sebelumnya, tulisan ini dibuat dengan tanpa ada maksud untuk mendiskreditkan pihak mana pun. Tulisan ini merupakan menyampaikan pandangan penulis mengenai pelajaran yang bisa diambil dari pekerjaan tukang parkir dan korelasinya dengan amanah yang diterima manusia di bumi ini.

sumber gambar : http://maramissetiawan.wordpress.com
Sudah bukan rahasia lagi, bahwa jika suatu tempat memiliki probabilitas “kedatangan” pengunjung yang banyak, di tempat itu juga (biasanya) akan ada satu atau beberapa orang yang berprofesi sebagai tukang parkir. Terlepas dari apakah mereka berasal dari sebuah instansi pemerintahan atau swasta yang bersifat legal, ataupun mereka bersifat independen tanpa ada ikatan dengan instansi apa pun.

Namun, dalam tulisan ini tidak akan dibahas permasalahan legal atau tidaknya pekerjaan tersebut, karena (sekali lagi) yang akan menjadi fokus materinya ialah esensi atau pelajaran yang dapat diambil dari pekerjaan tukang parkir tersebut dan korelasinya dengan amanah yang diterima manusia di bumi ini.

Teorema Satu : “Menjaga” untuk Mendapat Imbalan

Salah satu tugas utama dari seorang tukang parkir ialah menjaga kendaraan pengunjung, agar aman dan tertib selama diparkir. Aman berarti kendaraan pengunjung tersebut bebas dari sesuatu yang tidak diharapkan. Sementara tertib berarti kendaraan pengunjung tersebut tidak lantas menghalangi kendaraan pengunjung lainnya, atau juga berarti pengoptimalan lahan parkir yang terbatas.

Penjagaan tersebut menjadi salah satu alasan juga seseorang tukang parkir “berhak” menerima imbalan. Terlepas dari besarnya tarif imbalan tersebut, pengguna jasa tukang parkir memiliki hak membayar imbalan tersebut sesuai kesepakatan kedua belah pihak, yang menjadi ganti atas jasa yang diterimanya.

Jika dikorelasikan dengan kehidupan di dunia ini, maka analogi sederhana dari tukang parkir tersebut bisa menjadi pengingat akan tugas kita di dunia. Sebagai seorang makhluk yang memiliki hak yang istimewa dibandingkan dengan makhluk lainnya, manusia memiliki tugas untuk “menjaga” bumi ini.

Tugas penjagaan  yang diamanahkan kepada manusia tersebut bukanlah tanpa alasan. Selain karena hanya manusia yang dikaruniai akal, jasad dan ruh sekaligus, yang makhluk lain tidak memilikinya, tugas tersebut sudah menjadi ketentuan dan kesepakatan yang telah dibuat antara manusia dan Sang pencipta-nya sebelumnya. Maka dari itu, tugas penjagaan ini adalah tugas yang mulia yang “hanya” manusialah yang berhak mengembannya.

Kemudian, sebagaimana tukang parkir tadi, penjagaan terhadap alam ini nantinya akan mendapatkan “imbalan” juga. Imbalan tersebut disesuaikan dengan bagaimana kualitas penjagaan manusia terhadap amanah yang dimilikinya. Penjagaan yang baik tentunya akan berbuah imbalan yang baik juga. Tapi sebaliknya, penjagaan yang buruk - yang dengan kata lain berarti membuat kerusakan – akan berbuah imbalan yang buruk juga.

Hanya saja berbeda dengan penerima jasa parkir,  yang akan memberikan imbalan atas tugas penjagaan terhadap alam kelak adalah sebaik-baiknya pemberi imbalan, yang tidak akan bebuat tidak adil dan merugikan salah satu pihak. Karena yang memberikan imbalan tersebut ialah Allah Rabb semesta alam, Yang Maha Adil dan Maha Mengetahui.

“Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-An’am : 165)

Teorema Kedua : Hanya “Menjaga” bukan Memiliki

Seperti yang telah disebutkan pad sub bab sebelumnya, salah satu tugas utama seorang tukang parkir ialah menjaga kendaraan pengunjung. Dengan demikian, maka dapat dikatakan selama pengunjung tersebut belum kembali untuk mengambil kendaraannya tersebut, kendaraan tersebut menjadi tanggung jawab tukang parkir yang bersangkutan. Dengan kata lain bahwa tukang parkir tersebut bukan diberikan hak untuk memiliki, tapi dititipi untuk dijaga sementara, yang nantinya titipan tersebut akan diambil kembali oleh yang memilikinya.

Kendaraan yang dititipi sang pemilik kendaraan tersebut, menjadi tanggung jawab tukang parkir untuk dijaga dan dipastikan keamanan dan ketertibannya. Sehingga ketika pemilik kendaraan mengambil kembali kendaraannya tersebut kelak, tidak ada protes ataupun keluhan dari sang pemilik kendaraan, karena kendaraannya masih dalam keadaan yang sama seperti semula.

Begitu juga dengan tugas manusia sebagai khalifah di bumi ini. Meskipun manusia memiliki hak istimewa sebagai “wakil” Allah di bumi untuk menjaga bumi ini, manusia tidak benar-benar memiliki alam ini. Manusia hanya diberikan hak untuk menjaga dan atau mengelola. Dengan kata lain, manusia hanya “dititipi” yang suatu saat akan diambil kembali oleh Pemiliknya yaitu Allah Rabb semesta alam.

Namun meskipun hanya sebagai titipan, bumi ini harus tetap dijaga dengan sebaik-baiknya sebagai salah satu tanggung jawab manusia. Sehingga ketika Allah mengambil kembali hak-Nya atas bumi ini, imbalan yang akan diterima oleh manusia -atas dasar penjagaan terhadap bumi- pun berupa kebaikan dan bukan sebaliknya.

“Kepunyaan-Nya-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan dialah yang Maha Tinggi lagi Maha besar” (QS Asy-Syuro : 4)

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.  Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS Al-Zalzalah :7-8)

Terlalu sederhana memang analogi antara tukang parkir dengan tugas manusia sebagai khalifah di bumi ini. Bahkan mungkin terdapat kekeliruan, baik itu dalam penulisan maupun dalam isi dari tulisan tersebut. Hanya saja, semoga yang sederhana ini bisa mengingatkan kita akan tugas kita yang paling utama sebagai manusia di bumi ini. Selain itu juga, hal ini menjadi salah satu upaya implementasi dari amar ma’ruf nahyi mungkar dan hadist Nabi Sholallohu’alaihi Wassalam, Balighu anni walao ayah”.

Seperti halnya tukang parkir yang menjadi penjaga kendaran, ingatlah bahwa tugas kita sebagai manusia adalah sebagai seorang “penjaga” alam semesta ini. Karena kita hanya diberikan tugas dan hak untuk menjaga, maka kelak yang kita jaga tersebut akan diambil oleh pemiliknya - hanya orang yang bodoh yang merasa memiliki, apa yang sebenarnya tidak dia miliki dan tidak merasa senang ketika yang dirasa miliknya tersebut diambil oleh pemiliknya -. Dan sungguh, imbalan yang akan kita terima nanti pasti akan sesuai dengan bagaimana kualitas penjagaan kita terhadap amanah yang kita miliki, selain dari rahmat Allah tentunya. Wallohu’alam