Aksi (Jum’at) Suci untuk “Bapak” Kami
Tercinta
(Menagih Kado Istimewa dan Kenangan
Indah di Tahun Akhir Jabatan Pak SBY)
Bila yang tertulis untuk-ku adalah yang
terbaik untuk-mu kan ku jadikan kau kenangan yang terindah dalam hidup-ku.
Namun tak kan mudah bagi-ku meninggalkan jejak hidup-mu yang telah terukir
abadi, sebagai kenangan yang terindah.
sumber gambar : https://twitter.com/bemkmunnes |
Potongan lirik lagu
kenangan terindah di atas (yang juga dinyanyikan pada saat aksi pagi tadi),
setidaknya memberikan gambaran bagaimana romantisnya aksi pagi ini. Sebuah aksi
simpatik, menyambut kedatangan orang (yang katanya) nomor satu di Indonesia,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kedatangan Pak SBY
ke Semarang kali ini memang bukanlah sebuah kunjungan yang Kontroversial, karena
selain melakukan kegiatan kedinasan, salah satu kegiatan pak SBY di semarang
ialah makan siang di daerah simpang lima, pusat kota semarang. Dan disana
jugalah kami, aliansi BEM se-Semarang yang diwakili oleh para pengurus BEM
Undip, BEM Unnes dan BEM Polines, hendak menyampaikan aspirasi kami dan ikut “menyambut”
kedatangan Pak SBY ke kota kami.
Tak banyak
memang partisipan aksi kali ini, hanya sekitar 50 sampai 60 orang saja. Hanya saja,
bukan kuantitas yang menjadi gambaran akan romantisnya aksi pagi tadi,
melainkan niat suci kami, para mahasiswa yang menjadi penyambung lidah
masyarakat Indonesia.
Jujur saja, aksi
kali ini bisa dibilang mendadak. Menurut Koorlap aksi pagi tadi, mendadaknya
kasi pagi ini dikarenakan simpangsiurnya kepastian kapan sebenarnya pak SBY
akan datang ke semarang. Baru satu hari sebelumnya, didapatlah kepastian bahwa
hari ini (14/3) pak SBY akan berkunjung
ke semarang. Setelah didapat kepastian tersebut, dilakukanlah konsolidasi dan
kajian antara BEM undip, BEM Polines dan BEM Unnes, yang akhirnya memutuskan
untuk mengangkat issu yang bersifat normatif, mengingat waktu yang sangat
mendadak tersebut.
Salah satu pesan kami pada aksi kali ini ialah bahwa kami selaku mahasiswa menagih “kado istimewa” dari Pak SBY di akhir tahun masa jabatan beliau. Selain itu juga, kami ingin agar Pak SBY memberikan kenangan yang terindah pada masa akhir jabatannya, dengan bekerja sepenuhnya untuk kepentingan rakyat.
Dalam orasi yang disampaikan oleh Presiden BEM Undip, Taufik Aulia Rahmat, disampaikanlah dengan jelas bahwa kami selaku mahasiswa akan mendukung pak SBY, jika memang rakyat yang beliau perjuangkan. Namun, beliau juga menegaskan bahwa mahasiswa tidak akan diam jika memang pemerintah tidak pro terhadap rakyat.
“Kemiskinan dan kelaparan yang masih melanda sebagian besar masyarakat bangsa ini sudah cukup menjadi bukti bahwa pemerintah belum sepenuhnya bekerja untuk rakyat. Dengan demikian, maka kami ingin agar diakhir kepengurusan Bapak, Bapak berkerja sepenuhnya untuk rakyat dan memberikan kenangan yang terindah bagi masyarakat Indonesia.” Tegas Taufik.
Aksi kali ini dilengkapi dengan sebuah orasi yang begitu mengesankan dari Presiden BEM Polines dan Presiden BEM Unnes. Pada orasinya ini mereka mengingatkan pak SBY yang saat itu sedang makan, bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang kelaparan. Selain itu juga, Jamil (PresBEM Polines) menegaskan bahwa sudah menjadi hak kami selaku rakyat untuk bertemu “Bapak” kami sendiri dan menyampaikan aspirasi kami.
“Pak, ketika bapak masih bisa makan, ingatkah rakyat bapak yang masih kelaparan dan tidak bisa makan? Ketka bapak masih bisa makan dengan sendok, ingatlah bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang makan dengan mulutnya sendiri. Dan apakah salah, jika memang kami ingin bertemu dengan Bapak dan menyampaikan aspirasi kami?” Tegas Jamil.
Pada akhir sesi, dibacakan puisi dan do’a sebagai penutup aksi kali ini. Meskipun kami tidak diberikan kesempatan untuk bertemu langsung dengan “Bapak” kita sendiri, kami tidak menyesal telah melakukan aksi hari ini. Hal ini menjadi bukti bahwa kami pun sadar bahwa di atas pak SBY masih ada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang Maha Memiliki Kekuatan. Kami berharap, agar Indonesia bisa menjadi lebih baik dan diakhir kepemimpinannya, pak SBY bisa benar-benar memberikan kado istimewa yang kami harapkan. Sehingga kelak, keindahanlah yang akan kami kenang dari Pak SBY, “Bapak” kami saat ini.
Fawaz Muhammad Sidiqi/ Eksekutif Muda
Departemen Sospol, BEM Fakultas Perikanan dan Kelautan Undip 2014