Jalan
Menuju Syurga
(kajian tentang keutamaan
mencari ilmu agama bersama Dr. Arifin Basri, MA)
“…Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk
mencari suatu ilmu, maka Allah akan memudahkan untuknya jalan menuju kesyurga…”
(Hadist Riwayat Muslim)
source : http://www.arifprasetyo.com/jalan-menuju-surga |
Mencari ilmu atau yang
dalam bahasa arabnya ialah thalabul ‘ilmi
–terutama ilmu agama- menjadi salah satu hal yang diwajibkan bagi setiap muslim
dan orang yang beriman di dunia ini. Bahkan lebih jauh lagi, mencari ilmu
merupakan sebuah kebutuhan bagi siapa saja yang menghendaki dirinya menjadi
seorang yang “berilmu” baik bagi muslim maupun bagi non-muslim. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa selain menjadi sebuah kewajiban, mencari ilmu
juga merupakan sebuah kebutuhan.
Diwajibkanya seorang
muslim untuk mencari ilmu bukanlah hal yang tidak beralasan. Dalam beberapa
ayat dalam Al-Qur’an dan juga hadist Nabi Muhammad sholallohu’alaihi wassalam, dijelaskan berbagai keutamaan yang akan
didapat bagi para pencari ilmu. Salah satunya ialah potongan hadist yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah radiallohu anhu’ yang telah dituliskan di atas.
Dalam hadist tersebut,
Allah Subhanahu Wata’ala melalui
lisan Rasulullah sholallohu
‘alaihiwassalam memberikan sebuah janji bagi siapa saja yang menempuh suatu
jalan untuk mencari ilmu agama, berupa kemudahan jalan menuju syurga.
Dalam kitab Riyadlushsholihin karangan Imam Nawawi,
hadist tersebut terdapat pada Bab ke 29 tentang menyampaikan hajat-hajatnya
kaum muslimin yang merupakan hadist ke-246 dan pada Bab ke 241 tentang Ilmu
Pengetahuan yang merupakan hadist ke 1378.
Pada hadist yang
ke-246, Imam Nawawi memberikan penjelasan mengenai hadist tersebut, bahwa :
Menempuh jalan artinya, baikpun berjalan betul-betul untuk mencari
ilmu itu misalnya pergi ke sekolah, pondok, pesantren dan lain-lain atau
mencari jalan semacam kiasan, misalnya belajar sendiri menelaah kitab-kitab
agama dan lain-lain sebagainya.
Seperti yang
dijelaskan oleh Dr. Arifin Basri MA, hadist tentang keutamaan bagi siapa saja
yang mencari ilmu tersebut bersifat umum. Umum disini jika dilihat dari
kata-kata yang digunakan serta makna dari hadist tersebut.
Pertama, dilihat dari kata yang digunakan ialah “barang
siapa yang menempuh suatu jalan”. Kata barangsiapa yang menempuh merupakan
sebuah kata yang bersifat umum, karena berarti siapa saja yang mencari ilmu, baik
dia miskin maupun kaya, muda ataupun tua, laki-laki ataupun wanita, termasuk ke
dalam hadist tersebut.
Kedua, kata yang digunakan ialah “mencari suatu ilmu”.
Hal ini merupakan sebuah kebijaksanaan dari Allah subhanahu wata’ala yang disampaikan melalui Rasul-Nya, bahwa yang
disebutkan dalam hadist tersebut ialah yang mencari. Mengapa demikian, karena
sudah menjadi sunatullah bahwa tidak
semua yang mencari berarti juga berhasil mendapatkan.
Ketiga, hadist tersebut tidak lantas mengatakan “Barangsiapa
yang mencari ilmu lalu mendapatkan ilmu
tersebut…”. Hal ini memperkuat argumentasi yang kedua, bahwa yang termasuk
dalam hadist tersebut adalah siapa saja yang mencari ilmu (agama) tersebut, baik
setelahnya dia mendapatkan ilmu maupun tidak. Kemudian sebagai penegasan juga
bahwa bukan kecerdasan yang menjadi standar dalam hadist tersebut, melainkan
jalan atau usaha yang ditempuh dalam pencarian tersebut. Sehingga, tidak perlu
menjadi seorang ‘alim ulama agar
dapat termasuk dalam hadist tersebut. Tapi, siapapun yang mencari ilmu agama
(meskipun pada akhirnya dia tidak menjadi seorang yang ‘alim) maka, dia termasuk ke dalam golongan yang dijanjikan
kemudahan jalan menuju syurga.
Keempat, dalam hadist tersebut tidak dijelaskan berapa kali
seseorang itu harus mencari ilmu agama. Hal ini berarti bahwa, meskipun
seseorang hanya satu bulan sekali atau satu minggu sekali atau bahkan setiap
hari mencari ilmu agama, semuanya termasuk ke dalam golongan hadist tersebut.
Hanya saja, bagi yang lebih sering intensitas ataupun frekuensinya, tentunya
memiliki kadar yang lebih besar juga dibandingkan yang kurang.
Kemudian,
bagi siapa saja yang termasuk ke dalam golongan orang yang berada dalam jalan
pencarian ilmu agama yang sudah dijelaskan di atas, Allah memberikan keutamaan
berupa dimudahkannya jalan menuju syurga. Jalan menuju syurga itu tersendiri
bersifat umum, karena tidak hanya syurga secara hakikatnya nanti ketika di
akhirat, tapi juga “syurga” di dunia ini. Selain itu juga, pada dasarnya dalam
beramal pun membutuhkan ilmu sebagai salah satu syarat diterimanya amal
tersebut. Dengan adanya ilmu dan dibarengi dengan amalan yang kita lakukan,
maka (atas rahmat Allah) jalan menuju syurga pun akan dimudahkan.
Mencari Ilmu
Karena Allah
Dalam beberapa kasus,
seringkali kita mencari ilmu dan harta hanya untuk kebahagiaan atau kenyamanan
hidup di dunia saja. Jika kita ditanya mengapa kuliah ataupun mengapa kita
bersekolah, mungkin salah satu jawabannya agar kelak kita bisa hidup layak di
dunia ini.
Harapan tersebut tidaklah salah. Hanya saja mungkin kita perlu mengingat hadist Nabi mengenai kondisi tersebut yang diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit tersebut :
Barang siapa yang menjadikan dunia sebagai puncak niatannya, niscaya Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kefakiran menghantui dirinya, sedangkan dunia tidak akan datang kepadanya melainkan sekedar apa yang telah ditetapkan. Dan barangsiapa yang menjadikan akhirat itu niatnya, niscaya Allah menghimpunkan segala urusannya serta menciptakan rasa cukup dalam hatinya sementara dunia datang tunduk kepadanya dalam keadaan hina." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Sehingga sebaik-baiknya harapan ialah berharap mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat, sebagaimana do’a yang sangat sering kita ucapkan.
Terakhir mari kita
dengarkan pesan dari Imam Syafi’I tentang kiat sukses memenangkan dunia dan
akhirat. Semoga dengan pesan tersebut bisa kembali mengingatkan kita akan
pentingnya thalabul ‘ilmi. wallaohu'alam
“Barangsiapa
yang menginginkan kesuksesan di dunia, maka raihlah dengan ilmu. Barangsiapa
yang menginginkan kesuksesan di akhirat,
maka raihlah dengan ilmu. Dan barangsiapa yang menginginkan kesuksesan di dunia
dan di akhirat, maka raihlah dengan ilmu.”
Daftar
Pustaka
Imam,Nawawi. Kitab
Riyadlushsholihin : Taman Orang-orang Sholeh. Hal 151-152 (Halaman pada Pdf/
tidak sesuai aslinya)
Tamam,B.2013. Bahaya Beramal
Shalih untuk Mencari Dunia.[online], Tersedia http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2013/06/05/25018/bahaya-beramal-shalih-untuk-mencari-dunia/#sthash.BcNm0G8D.dpbs. [5 Juni 2013].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar