Mengenai Pemimpin yang Baik
“Tak akan bisa jadi pemimpin yang baik, pemimpin yang cinta dunia dan diperbudak nafsu” SMS Tauhid-AA Gym
sumber gmbar : http://www.forbes.com /sites/mikemyatt/2012/09/19/ every-great-leader-has-this-quality-do-you/ |
Deg. Tiba-tiba SMS tersebut masuk ketika saya sedang bermain game. Memang seringkali SMS tauhid yang dikelola oleh Daarut Tauhid (salah satu lembaga yang dimiliki oleh Kiyai Abdullah Gymnastiar atau lebih akrab dikenal AA Gym), datang pada saat yang tepat (untuk mengingatkan). Bahkan tidak jarang SMS tersebut datang sebagai jawaban atas sebuah permasalahan atau pertanyaan yang sedang saya hadapi. Ya, salah satunya SMS yang datang siang tadi, yang saya tuliskan di atas.
Ada beberapa hal yang membuat SMS tersebut begitu berkesan bagi saya. Pertama, SMS tersebut datang seakan menjadi sebuah pengingat bagi saya ketika saya sedang bermain game yang notabene sedang mengikuti hawa nafsu saya (jelas saja, karena pada saat itu sudah hampir lebih dari 2 jam saya main game tersebut). Kedua, isi dari SMS tersebut memiliki sebuah pernyataan secara langsung mengenai pemimpin yang baik. Ketiga, proximity (kedekatan atau keterkaitan) dari SMS tersebut meliputi semua manusia, karena dalam keterangan yang lain dikatakan bahwa setiap kita (manusia) adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang kita pimpin, tentunya saya salah satunya. Intinya SMS tersebut begitu menyentuh saya ketika itu.
Pemimpin yang Baik
Oke, sekarang mari kita bahas pandangan saya mengenai esensi dari SMS tersebut. Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa setiap manusia adalah pemimpin yang nantinya akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Sedangkan SMS tersebut memberikan penjelasan mengenai karakteristik pemimpin yang baik. Jika isi SMS tersebut dikorelasikan dengan keterangan bahwa setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang dia pimpin tadi, maka pemimpin yang baik berarti pemimpin yang bisa mempertanggungjawabkan apa yang dia pimpin tersebut dengan baik juga. Intinya, pemimpin tersebut bertanggungjawab.
Kemudian tidak sampai disana. Dalam SMS tersebut juga, disebutkan dua karakteristik pemimpin yang baik. Pertama ialah tidak cinta dunia dan yang kedua ialah tidak diperbudak nafsu. Mari kita bahas satu-persatu.
Karakteristik pertama ialah tidak cinta dunia. Menurut pandangan saya, dunia disini bermaksud kehidupan kita sekarang dan segala yang ada dalam kehidupan ini, baik itu harta, jabatan maupun kenikmatan lainnya. Intinya, dunia tersebut bermakna kehidupan yang sedang kita jalani saat ini sampai kita mati kelak dan segala isinya, bisa berbentuk materi maupun non-materi.
Untuk menjelaskan karakteristik yang pertama ini, saya akan mengambil contoh kasus yang saat ini sering terjadi di sekitar kita yaitu tentang pejabat negara yang korupsi. Mengapa? Karena korupsi yang dilakukan oleh beberapa pejabat negara tersebut menggambarkan kecintaan nya pada dunia. Kecintaan nya pada dunia tersebut direpresentasikan dengan keinginannya untuk memiliki harta (materi) sebanyak mungkin. Padahal jika dihitung, gaji yang didapatkannya ditambah dengan biaya kompensasi yang diterimanya setiap hari, masih jauh lebih besar jika dibandingkan dengan gaji mayoritas masyarakat kita saat ini.
Lantas apa yang membuat mereka masih saja “mencuri” sesuatu yang bukan menjadi haknya? Tentulah hal ini kembali pada kecintaan nya pada dunia dan menganggap bahwa kenikmatan dunia adalah kenikmatan yang utama.
Jika kita lihat dan ingat kembali sejarah masa lalu, sudah banyak sekali contoh manusia-manusia yang karena kecintaan nya pada dunia menyebabkan dia menjadi menderita, baik ketika hidupnya, maupun ketika ajal hendak menjemputnya.
Kita mungkin masih ingat bagaimana kisah Qarun begitu melegenda dengan kisahnya yang menyimpan harta begitu banyak, namun akhirnya “tumbang” (melalui izin dan kehendak Allah) karena kecintaan nya pada harta (dunia) tersebut. Kemudian tentunya kita masih ingat bagaimana kekejaman fir’aun yang menganggap dirinya sebagai Tuhan, kemudian membunuh semua bayi laki-laki, karena menurut peramal yang dipercayainya ketika itu, tahta fir’aun (sebagai raja mesir ketika itu), akan direbut oleh seorang laki-laki kelak, meskipun pada akhirnya, fir’aun juga “tumbang” (melalui izin dan kehendak Allah) setelah tenggelam di laut merah. Dan masih banyak lagi kisah lainnya yang menggambarkan kepada kita bahwa cinta dunia hanya akan menyengsarakan kita baik di dunia maupun ketika ajal hendak menjemput kita.
Salah satu alasan lain mengapa cinta dunia dapat menjadi kesengsaraan bagi kita, ialah karena dengan mencintai kehidupan dunia, akan timbul rasa ingin memiliki untuk selamanya dan takut kehilangan kenikmatan dunia tersebut. Perasaan tersebut hanya akan menimbulkan perasaan cemas, takut dan sebagainya, sehingga setiap harinya kita akan merasa seperti terancam dan hanya menambah beban pikiran kita.
Karakteristik kedua dari pemimpin yang baik, sesuai dengan SMS tauhid yang saya terima ialah tidak diperbudak oleh nafsu. Sebenarnya untuk karakteristik yang kedua ini, masih berhubungan dengan karakteristik yang pertama tadi. Karena pada dasarnya, kecintaan dunia adalah salah satu akibat dari diperbudak nya kita oleh hawa nafsu kita sendiri. Selain itu juga, karena hawa nafsu tersebut dapat menyebabkan kita terjerumus pada sebuah keburukan jika kita tidak mampu mengendalikannya.
Untuk melengkapi penjelasan mengenai karakteristik yang kedua ini, saya ingatkan kembali perkataan seseorang yang paling berpengaruh di dunia ini (menurut Michael Hart), Nabi Muhammad SAW selepas perang badar. Ketika itu beliau pernah bersabda, yang intinya bahwa perang terbesar, setelah perang badar tersebut ialah perang melawan hawa nafsu. Hal ini sudah menjadi bukti bahwa hawa nafsu merupakan lawan yang paling berat bagi manusia saat ini. Sehingga, pemimpin yang baik tentunya dapat mengendalikan hawa nafsunya bukan justru diperbudak oleh hawa nafsunya.
Semuanya kembali pada diri kita sendiri…
Jika saya sederhanakan, kecintaan pada dunia dan diperbudak oleh hawa nafsu tersebut bersumber dari tindakan berlebih-lebihan. Maka benarlah jika ada sebuah perintah untuk tidak berlebih-lebihan dan membiasakan cukup dalam segala hal, bahkan dalam kebaikan. Karena sikap berlebih-lebihan dalam hal-hal hanya akan menimbulkan kecintaan kita pada dunia yang justru menjadi penderitaan bagi kita sendiri nantinya.
Terakhir, karena pemimpin adalah dia yang dapat memberikan pengaruh kepada orang lain, maka pemimpin yang baik tentunya dapat mempengaruhi dirinya sendiri terlebih dahulu untuk baik, sebelum kemudian mempengaruhi orang lain. Dan berdasarkan pesan dari AA Gym, yang disampaikan lewat SMS tauhid tadi siang, bahwa “Tak akan bisa jadi pemimpin yang baik, pemimpin yang cinta dunia dan diperbudak nafsu”. Wallahu’alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar