Ketika Kemenangan justru menjadi
Sebuah Ujian
“kemenangan (kesuksesan) adalah ujian yang paling berat” KH. Abdullah Gymnastiar
source : http://yessiskyura.blogspot.com/2011/06/succes.html |
Menang atau sukses, adalah harapan kita semua. Kedua hal ini bersifat
subjektif dan relative, tergantung persepsi masing-masing orang. Namun pada
dasarnya, kemenangan atau kesuksesan, identik dengan tercapainya harapan atau
cita-cita.
Hanya saja, sudah menjadi sunatullah,
dalam hidup ini kita tidak selamanya dapat meraih sukses ataupun mewujudkan apa
yang kita inginkan. Karena “Bunga pun tak
selamanya mekar, mentari pun terkadang tidak terlihat sinarnya, bahkan terkadang
hujan pun tidak turun ketika tanah sudah sangat gersang”. Intinya, tidak Semuanya selalu dan harus seperti apa yang kita inginkan.
Meskipun demikian, bukan berarti juga sukses atau menang itu suatu hal
yang absurd, suatu saat apa yang kita
inginkan bisa saja terwujud (dengan izin Allah tentunya). Namun permasalahan
selanjutnya ialah bagaimana sikap kita menghadapi kemenangan atau kesuksesan
tersebut. Justru tidak jarang, setelah mendapatkan apa yang diharapkannya,
seseorang merasa aman dan nyaman yang pada akhirnya mengakbatkan dia lalai dari
hak dan kewajibannya selaku seorang khalifah dan ‘abid di bumi ini.
Maka benar apa yang dikatakan oleh AA Gym yang telah disebutkan di atas. Kemenangan
itu sebenarnya ujian yang sesungguhnya bagi kita. Karena seringkali semangat,
ketekunan dan kesungguh-sungguhan itu ada dalam diri kita, ketika kita gagal
dan tetap mencoba untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Namun, setelah kita
mendapatkan apa yang kita inginkan, semangat, ketekunan dan kesungguh-sungguhan
tersebut justru hilang dari kita. Misalnya, ketika kita ingin lulus ujian, kita
begitu rajin belajar dan melakukan kebaikan-kebaikan yang dapat menjadi wasilah lulusnya kita dalam ujian. Namun
setelah kita lulus, semangat untuk belajar dan kebaikan - kebaikan itu pun kita
tinggalkan. Bahkan terkadang karena merasa sudah bebas, kita menjadi malas.
Namun, hal tersebut bukanlah suatu hal yang pasti atau mengikat. Hanya
sebuah kebiasaan dan atau paradigma yang bisa saja diubah jika memang ada
kemauan dan usaha untuk mengubahnya. Ya, sebagaimana firman Allah swt., dalam
surat Ar-Raddu ayat 11 “sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga mereka mengubah apa yang
ada pada diri mereka sendiri”.
Salah satu kuncinya ialah istiqomah atau dalam istilah lainnya ialah
berkomitmen. Istiqomah untuk tetap
semangat, istiqomah dengan apa yang telah kita tekadkan sebelumnya dan istiqomah
dalam kebaikan yang telah kita lakukan sebelum kita meraih apa yang kita
harapkan.
Mengapa harus demikian? Karena tahapan yang terpenting setelah kita
meraih kemenangan atau kesuksesan, ialah bagaimana kita dapat mempertahankan bahkan
mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari apa yang telah kita dapatkan.
Selain istioqmah, fokus atau khusyu’ menjadi hal yang terpenting lainnya.
Bagaimana kita fokus dengan usaha kita, fokus dengan harapan ataupun cita-cita
kita selanjutnya dan fokus pada diri kita dengan tidak selalu menghiraukan
persepri orang terhadap kita. Lebih jauhnya lagi, kita tetap fokus pada keridhoan
Allah swt.
Dengan senantiasa berkomitmen (istiqomah) untuk tetap berada dalam
kebaikan apapun yang terjadi dengan kita dan fokus pada keridhoan Allah swt., bukan
saja kemenangan (kesuksesan) di dunia yang akan kita dapat, tapi juga
kemenangan (kesuksesan) di akhirat, Insya-Allah bisa kita dapatkan. Wallahu ‘alam.
Harrah's Cherokee Casino Resort Announces $330M
BalasHapusHarrah's 제주 출장샵 Cherokee Casino Resort in Cherokee, 통영 출장샵 NC, is located in the heart of the 청주 출장샵 Great Smoky Mountains of Western 목포 출장안마 North Carolina. 춘천 출장샵 The casino and hotel