sumber gambar http://baiturrachmah.narotama.ac.id/index.php/selengkapnya/5/khutbah/TUNAIKANLAH_AMANAH.html |
Teman,
menjaga ternyata bukan hanya kau menunggunya. Menjaga ternyata bukan hanya
tentang bagaimana kau menjaganya. Menjaga ternyata bukan hanya tentang apa yang
kau jaga dan manfaatnya bagimu. Menjaga ternyata bukan hanya tentang apakah kau
sanggup atau tidak menjaganya. Menjaga bukan hanya membuat apa yang kita jaga
seusai dengan seharusnya. Lebih dari itu.
Awalnya
memang terasa hebat jika kita mampu memegang atau dalam kata lain dipercaya menjaga
sebuah amanah. Tapi, apakah kita sungguh yakin dengan keyakinan kita itu? Apakah
memang benar seseorang yang mendapatkan amanah itu hebat? Atau apakah seseorang
yang mendapat amanah itu memang seseorang yang dapat menjaganya dengan baik?
Tidak sedikit
yang justru terpuruk dengan amanahnya, menganggap amanah itu sebagai beban
kehidupan, membuatnya jauh dari kesuksesan, jatuh kejurang kesesatan, atau
bahkan sampai menjadikan seakan-akan amanah itu Tuhan dsb.
Tapi kita
lihat, justru banyak orang yang justru dengan keterbatasan amanahnya, dengan
amanah yang mungkin lebih sedikit dari kita mampu meraih kesuksesan yang lebih
dari kita. Mampu mengharumkan nama bangsanya, membuat bangga orang tuanya,
membuat orang menyanjung namanya dsb. Bukankah ini sebuah ironi?
Mungkin
memang benar bebrapa penalaran yang saya sebutkan diatas. Tapi tidakkah kita
lupa akan firman Allah yang begitu menggugah yang membuat kita tak layak untuk
berputus asa. Sedikitnya ada dua yang akan kita bahas, untuk menjawab setiap
keluhan kita.
Pertama,
tak ingatkah kita bahwa Allah telah berfirman dalam surat Al Baqoroh ayat 286
yang pada wal ayat Allah swt menegaskan, bahwa Allah tidak membebani seseorang
sesuai dengan kesanggupannya. Bukankah ini sebuah jaminan bagi Allah bahwa apa
yang menjadi amanah kita tentunya bisa kita jaga?.
Kedua,
di juz terakhir al Qur’an, meskipun bukan surat terakhir firman Allah dalam
surat Al Insyiroh ayat 5-6 yang isinya menegaskan bahwa, maka sesungguhnya
setelah kesulitan itu ada kemudahan. Sungguh setelah kesulitan itu ada
kemudahan. Teman, dua kali Allah
menegaskan kepada kita. Lantas apa yang membuat kita ragu?
Berdasarkan
dua firman Allah yang penulis sebutkan diatas, kita selaku makhluk yang mampu
berpikir sepantasnya mampu memahami sedikitnya dua firman Allah diatas. Sehingga
tidak ada alas an bagi kita untuk putus asa dan mengeluh yang membuat setan
senang dengannya.
Coba kita
pakai logika sederhana. Jika orang lain yang sama-sama dilahirkan dengan tidak
membawa apa-apa dan dengan pengetahuan ketika lahir yang mungkin sama dengan
kita saja bisa sukses, kenapa kita tidak?. Tapi, jangan sampai logika ini kita
pakai dalam hal yang negatif karena tidak akan banyak manfaat yang bisa kit
ambil.
Maka dari
itu, mari kita sama-sama buktikan bahwa kita mampu mengemban setiap amanh yang
Allah swt berikan. Kita harus membuktikan bahwa kita memang orang yang tepat
dan sanggup mengemban amanah ini. Jika masih belum bisa maka perdalami lagi
sedikitnya kedua firman Allah diatas. Lebih bak lagi jika kita berkonsultasi
dengan orang yang tepat, atau mencari firman Allah, hadis atau referensi
lainnya. Insya allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar