Pages

Labels

slide

6 Agustus 2012

Tentang Amanah...

sumber gambar http://baiturrachmah.narotama.ac.id/index.php/selengkapnya/5/khutbah/TUNAIKANLAH_AMANAH.html
Teman, menjaga ternyata bukan hanya kau menunggunya. Menjaga ternyata bukan hanya tentang bagaimana kau menjaganya. Menjaga ternyata bukan hanya tentang apa yang kau jaga dan manfaatnya bagimu. Menjaga ternyata bukan hanya tentang apakah kau sanggup atau tidak menjaganya. Menjaga bukan hanya membuat apa yang kita jaga seusai dengan seharusnya. Lebih dari itu.
Awalnya memang terasa hebat jika kita mampu memegang atau dalam kata lain dipercaya menjaga sebuah amanah. Tapi, apakah kita sungguh yakin dengan keyakinan kita itu? Apakah memang benar seseorang yang mendapatkan amanah itu hebat? Atau apakah seseorang yang mendapat amanah itu memang seseorang yang dapat menjaganya dengan baik?
Tidak sedikit yang justru terpuruk dengan amanahnya, menganggap amanah itu sebagai beban kehidupan, membuatnya jauh dari kesuksesan, jatuh kejurang kesesatan, atau bahkan sampai menjadikan seakan-akan amanah itu Tuhan dsb.  
Tapi kita lihat, justru banyak orang yang justru dengan keterbatasan amanahnya, dengan amanah yang mungkin lebih sedikit dari kita mampu meraih kesuksesan yang lebih dari kita. Mampu mengharumkan nama bangsanya, membuat bangga orang tuanya, membuat orang menyanjung namanya dsb. Bukankah ini sebuah ironi?
Mungkin memang benar bebrapa penalaran yang saya sebutkan diatas. Tapi tidakkah kita lupa akan firman Allah yang begitu menggugah yang membuat kita tak layak untuk berputus asa. Sedikitnya ada dua yang akan kita bahas, untuk menjawab setiap keluhan kita.
Pertama, tak ingatkah kita bahwa Allah telah berfirman dalam surat Al Baqoroh ayat 286 yang pada wal ayat Allah swt menegaskan, bahwa Allah tidak membebani seseorang sesuai dengan kesanggupannya. Bukankah ini sebuah jaminan bagi Allah bahwa apa yang menjadi amanah kita tentunya bisa kita jaga?.
Kedua, di juz terakhir al Qur’an, meskipun bukan surat terakhir firman Allah dalam surat Al Insyiroh ayat 5-6 yang isinya menegaskan bahwa, maka sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Sungguh setelah kesulitan itu ada kemudahan.  Teman, dua kali Allah menegaskan kepada kita. Lantas apa yang membuat kita ragu?
Berdasarkan dua firman Allah yang penulis sebutkan diatas, kita selaku makhluk yang mampu berpikir sepantasnya mampu memahami sedikitnya dua firman Allah diatas. Sehingga tidak ada alas an bagi kita untuk putus asa dan mengeluh yang membuat setan senang dengannya.
Coba kita pakai logika sederhana. Jika orang lain yang sama-sama dilahirkan dengan tidak membawa apa-apa dan dengan pengetahuan ketika lahir yang mungkin sama dengan kita saja bisa sukses, kenapa kita tidak?. Tapi, jangan sampai logika ini kita pakai dalam hal yang negatif karena tidak akan banyak manfaat yang bisa kit ambil.
Maka dari itu, mari kita sama-sama buktikan bahwa kita mampu mengemban setiap amanh yang Allah swt berikan. Kita harus membuktikan bahwa kita memang orang yang tepat dan sanggup mengemban amanah ini. Jika masih belum bisa maka perdalami lagi sedikitnya kedua firman Allah diatas. Lebih bak lagi jika kita berkonsultasi dengan orang yang tepat, atau mencari firman Allah, hadis atau referensi lainnya. Insya allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar